Markets Warp 26 Nov 2020Thursday, 26 November 2020 08:43
Analis menilai bahwa wajar saja apabila Dolar AS sedikit rebound sebagai respon dari koreksi aset-aset minat risiko. Lagipula, perdagangan sedang menipis menjelang libur akhir pekan panjang di Amerika Serikat. Namun, ia mengingatkan bahwa hal itu tak akan cukup untuk mengubah sentimen bearish yang masih mengakar pada Dolar AS. Sementara itu, Notulen FOMC yang dirilis pada hari Kamis dini hari tadi menyebutkan bahwa para pembuat kebijakan di Federal Reserve telah membicarakan berbagai opsi pembelian aset untuk membantu pemulihan ekonomi AS. Adapun dua opsi yang paling populer antara lain: meningkatkan laju pembelian atau mengalihkan fokus ke obligasi dengan masa jatuh tempo yang lebih panjang. Meski demikian, untuk saat ini bank sentral AS masih akan melakukan pembelian aset secara autopilot. Sementara kebijakan tersebut, kemungkinan akan dipetakan lebih rinci dalam rapat berikutnya. "Beberapa peserta rapat menilai bahwa Komite sebaiknya melakukan penyesuaian laju pembelian aset secepatnya," kata notulen FOMC. Perhatian pasar belum berpaling dari perkembangan vaksin dan politik AS menjelang pergantian presiden. Setelah pengumuman keberhasilan uji coba dari sejumlah perusahaan farmasi AS, kini riset terbaru menunjukkan bahwa vaksin virus Corona dapat tersedia sebelum akhir tahun. Di sisi lain, presiden AS Donald Trump kemarin mulai kooperatif terhadap proses transisi kepemimpinan walaupun ia tak mencabut gugatan atas kekalahannya terhadap Joe Biden. Merespon kabar itu, saham-saham AS menghijau. Sebaliknya, Dolar AS sebagai safe haven currency, kembali tertekan. Pound Inggris diperdagangkan mendekati level tertinggi lebih dari dua bulan terhadap dolar karena investor menunggu rincian pembicaraan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa minggu ini. Jatuhnya dolar begitu cepat sehingga bisa rebound dalam jangka pendek, tetapi beberapa investor masih mengharapkan penurunan dalam jangka panjang karena mereka mengubah posisi untuk mengantisipasi bahwa wabah virus corona akan berkurang tahun depan. Sterling dibeli di $ 1.3390 pagi ini, mendekati level terkuat sejak 2 September. Pound bertahan stabil di 89,06 pence per euro. Sementara harga minyak dunia melonjak pada akhir perdagangan Rabu, setelah data menunjukkan penurunan tak terduga dalam stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu. Sedangkan berita vaksin covid-19 masih memberikan sentimen positif bagi pasar minyak. West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 80 sen menjadi USD45,71 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari naik 75 sen menjadi USD48,61 per barel di London ICE Futures Exchange. Harga emas naik pada perdagangan Rabu karena kenaikan tak terduga dalam laporan pengangguran di Amerika Serikat (AS) menghentikan reli pada hari sebelumnya di Wall Street, dan harga emas memantul dari penurunan tajam menuju USD 1.800 di sesi sebelumnya. Spot XAU/USD naik 0,2 persen menjadi USD 1,817 per ounce semalam, sehari setelah mencapai level terendah sejak 17 Juli di USD 1,800.01. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi USD 1.809,10. Follow us on Twitter to get more news updates. Follow @gatramega
|
Latest News
|